

Bilik Puisi Forum Lingkar Pena, Liksitera kembali menorehkan babak penting dalam perjalanannya sebagai ruang belajar dan apresiasi bagi penyair muda tanah air. Pada Jumat (31/10), dalam rangkaian pertemuan keduanya, panitia secara resmi mengumumkan 30 besar dan 10 besar puisi terbaik untuk tugas pertama yang mengangkat tema Palestina.

Pengumuman ini menjadi momen bersejarah sekaligus emosional bagi peserta yang telah mengikuti proses pembelajaran dan praktik penulisan intensif sejak program ini dimulai. Partisipasi peserta yang berasal dari beragam wilayah di Indonesia, ajang kurasi karya ini memperlihatkan potensi besar penulis muda yang tidak hanya mengolah bahasa, tetapi juga kepekaan nurani terhadap isu kemanusiaan global.
“Tema Palestina dipilih bukan hanya sebagai bentuk solidaritas, tetapi juga latihan empati dan tanggung jawab moral dalam berkarya,” ujar Yudi Muchtar selaku penanggung jawab Liksitera.
Seleksi Ketat dan Apresiasi Terbuka
Proses kurasi berlangsung selektif, dari seluruh karya yang masuk, juri memilih 30 karya terbaik yang mewakili kedalaman rasa, kekuatan diksi, serta kedewasaan perspektif penulis. Dari daftar tersebut, kemudian terpilih 10 karya terbaik yang dinilai paling menonjol dari segi estetika bahasa, penguasaan emosi, ketepatan pesan, dan orisinalitas penyampaian.
Proses seleksi berlangsung ketat dan transparan, dengan standar penilaian yang berpijak pada kualitas literer dan kekuatan narasi. Pengumuman dilakukan secara terbuka untuk memberikan pengalaman nyata tentang pentingnya proses, komitmen, serta standar kompetensi yang diharapkan dari seorang penulis puisi.
Momen itu disambut penuh antusias, menjadi pengingat bahwa setiap karya memiliki ruang untuk dibaca, disimak, dan diapresiasi secara layak dalam lingkup komunitas profesional.
Proses seleksi melibatkan tim Dewan Juri yang dipimpin M. Irfan Hidayatullah dan anggotanya meliputi Bambang Kariyawan Ys, Ragdi F Daye, Mashdar Zainal, Andi Batara Al Isra, Muhyidin, dan Ahmad Ijazi Hasbullah.
Sementara 10 orang penyair Forum Lingkar Pena yang karya puisinya berada di urutan teratas masing-masing yakni Romi Kurniadi, Yudi Muchtar, Yurna Jingga Sitara, Hida Syifaa, Ika Y. Suryadi, Nafi’ah al-Ma’rab, Taq Shams, Elsyifa/ M. Abduh, Ghazihaqqi, dan Suhartina.
Ruang Belajar yang Menguatkan Mental dan Kualitas Karya
Bagi peserta, pengumuman ini tidak hanya menjadi bentuk penghargaan, tetapi juga dorongan untuk terus mengasah kemampuan. Banyak peserta menyampaikan rasa bangga sekaligus motivasi baru untuk menghadapi tugas‐tugas berikutnya.
“Ini bukan soal menang atau kalah, tetapi proses menempa diri,” ujar salah satu peserta. “Melihat nama teman-teman diumumkan hari ini justru memacu semangat kami untuk belajar lebih giat.”
Atmosfer persaudaraan serta semangat untuk bertumbuh menjadikan momen ini bukan sekadar hasil kompetisi, melainkan perayaan kolektif atas dedication setiap peserta terhadap puisi dan isu kemanusiaan. Banyak ucapan selamat yang dilontarkan peserta lain di Grup WhatsApp Liksitera.
Langkah Konsisten Membangun Generasi Penyair Nusantara
Dengan diumumkannya daftar 30 besar dan 10 besar ini, Liksitera menegaskan komitmennya untuk menjadi ruang pembinaan yang tidak hanya menyediakan materi, tetapi juga platform apresiasi yang sehat dan profesional.
Dalam era digital yang memudahkan publikasi karya secara instan, keberadaan ruang seperti Liksitera menjadi penting sebagai penyeimbang antara semangat produksi dan standar kualitas literasi.
Pengumuman ini menjadi bukti nyata bahwa FLP mampu mencetak bibit penyair masa depan yang sensitif, terlatih, dan bertanggung jawab terhadap kata.
Liksitera berharap momentum ini terus menjadi pemantik bagi para peserta untuk melahirkan karya‐karya yang tajam secara emosional, kuat dalam pesan, dan indah dalam pilihan diksi.***