

pukau katakau
dah lalu di sembilu mantera
puaka kata tersisa
di ceruk tanpa makna
samudera jiwa diam menggeram
gelombang bimbang
mendesah basah
resah
daun pasti tak selebar karunia
tak kuasa sesiapa
kujemba kata
hanya nganga luka
masih kutangkap makna
sekata-sekata
seperti puaka kata
terpendam lama di liang raga
kuraba jiwa ke mana-mana
tak pernah berarah
kucari jua di kitab lama
di kitab sejarah
luka terdedah
puaka kata kitaku
aku luluh
kala tahajud merengkuh tuju
membawa lari ketepi sepi
sungguh aku kelu
memburu langkah kaku
di sungkup diamku
kujemput takjub
di liang pikir para filsuf
mendedah cerita tak sudah-sudah
aku terkesima jua
begitu lama
di ujung tahajud
tak pernah reda
hingga alif bata
meski terbata
pekanbaru-jakarta, 18 Januari 2024