Membaca Laut pada Kampung yang Hilang
Serumpun bakau menyimpan kisah pada
kampung ini
Tentang akar-akar yang tergeletak lelah
menanti waktu
Semakin rapuh bebatangnya menjadi tua
Termakan kisah-kisah pilu tentang deburan
riak yang gagap
Terombang bersama jala sunyi
Terambing dihirup lumpur bisu
Tersangkut pada remah-remah gelisah
Kampung ini kampung yang pernah hilang
Kayu Ara, kampung yang menangis
Tertelan oleh kisah-kisah pembuangan
Pilu …
Berbonggol sisa kelapa rentah
Anak-anak arang menghitam kelam
Terbakar resah dipanggang resam
Masa lalu tergagu kelam
Tenggelam bersama cericit walet di rumah
beton yang terlupa
Kampung ini belum hilang …
Kampung ini belum tenggelam …
Kampung ini belum terbuang …
Belum!!
Kisah akan Rindu Laut
Sehelai ketapang menabuh pagi
Hendak jatuh tak sepenuh hati
Menjejak ragu menyentuh bumi
Bersaksi akan selarik sejarah
Bergelora bersama gelombang Cina
Selatan
Tanah, pasir, dan pantai tetap setia
Mendengar penutur berkisah tentang
kasih
Putri Pandan Berduri dan Jenang
Perkasa
Kisah-kisah lain tentang keping-keping
tanah
yang setia menanti debaran laut
Selendang laut mendodoi angin
Tersangkut pada pepohonan bebarok
Di samping kajang orang-orang laut
Bekelam melewati matahari dan bintang
Menikmati hari di antara petikan agar-
agar
Rindu …
Lepah
Berselimut biru pada laut selatan
Menggulung igau pada riak segantang lada
Kepak angin menabur aroma asin
Gagap melinggam pada lekuk bakau
Remis putih dan siput mungil memeram
dendam
Berkisah sepatah risau pasir-pasir putih
Dilumpuri nafsu kumuh limbah tak bertuan
Lepahku lepuh …
Bambang Kariyawan Ys, kelahiran Tanjung Uban, 9 Mei 1971. Bekerja sebagai guru SMA Cendana Pekanbaru. Aktif dalam organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena Riau. Telah menerbitkan dua buku kumpulan puisi tunggal, “Lelaki Pemanggul Gurindam” dan “Simfoni Bernada Satu”, serta puluhan antologi puisi bersama penyair. Penerima Penhargaan Acarya Sastra dari Kemendikbud 2019.