Telah Kukibarkan Bendera Ini
telah kukibarkan bendera ini
telah kubersihkan langit diatasnya
telah kuhembus angin agar ia tetap melambai
dan melambai selama nya
walaupun di bawah sana
masih kulihat pedih dan perih ikut bersembunyi di balik lampu-lampu rembulan
semua ingin berseru kalimat mantera
mahardika
mardika
merdeka
oh pemilik mantera
tapi suaraku tak mampu mengucapkannya
suaraku merasa malu meneriakkannya
kulihat tanahku telah lenyap
kulihat air dimana-mana telah dihisap
kulihat airmata kaum bawahan telah mengalir kesemua arah
kulihat semua isi perut sang ibu pertiwi telah diserahkan pada mereka
dan
sang kaisar negeri ini telah melupakan airmata ini
telah menghamba dan bertekuk lutut pada mereka
ya mereka kaum juragan antara bangsa
telah kukibarkan bendera ini
pagi ini
untuk menghormati kaum pendahulu yang sederhana dan penuh luka
dengan tetap kusimpan dalam-dalam pedih perih ini
berkibarlah terus benderaku
dan aku akan tetap menyanyikan lagu-lagu itu
sementara tetes-tetes air mata ini tak kuasa aku mengakhirinya
Pekanbaru, Riau
17 Agustus 2022
Sebuah puisi yang mengikuti jejak2 penyair kritis sebelumnya yang tidak puas atas nasib negeri ini