Opini Prof. Hasan Basri Jumin

91
Berita Lainnya

Loading

Cadmium dan Toleransi Tanaman

Cadmium (Cd) adalah satu satu logam berat yang berbahaya termasuk dalam kategori logam B3. Cadmium penampilannya berwarna putih, dengan struktur lunak dan mengkilap. Logam ini dalam bahan kimia, tidak larut dalam basa dengan karakter mudah bereaksi dengan atom lain terutama dengan oksigen, Reaksi akhirnya menjadi Kadmium Oksida bila tertimpa panas yang cukup untuk memprosesnya.  Di alam logam ini bereaksi dengan Cl (chlor) membentuk cadmium chlorida atau belerang (Cd Sulfit). Cadmium terurai jadi ion Cd2+ yang aktif  menacari pasangannya. Oleh karena itu Cd2+ bila berada sekitar bulu akar tanaman, ion positif ini (kation) ini akan mudah masuk secara massal berasama air ke dalam jaringan tanaman.  Logam cadmium biasanya mudah mengantar arus listrik yang berfungsi sebagai elektrolit. Karena karakternya itu cadmium sering digunakan sebagai elektroda baterai.    

Dalam tubuh makhluk hidup hewan dan manusia serta tanaman dapat terakumulasi, bila dikonsumsi sekalipun sedikit dalam jangka lama. Sifat akumulasi dalam tubuh manusia beransur setiap dikonsumsi melalui makan yang mengandung cadmium. Akumulasi itu bertambah dari hari ke hari Kadar akumulasi cadmium dalam tubuh manusia sebenarnya tidak terlalu besar dan masih dapat ditoleransi oleh metabolism tubuh. Tetapi karena waktu yang panjang akumulasi itu bertumpuk, karena cadmium tidak dikelurkan oleh tubuh. Biasanya akumulasi itu terdapat dalam hati dan bila keluar dari dengan  mekanisme pengeluaran racun, maka ginjal juga terkena imbasnya. Ginjal juga tidak mampu mengeluarkan logam ini dalam waktu singkat. Oleh karena itu, di samping cadmium dapat merusak hati,  keracunan cadmium juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Cadmium bagi Kesehatan

Cadmium sangat merusak metabolism tubuh, sebagai logam golongan B3, gejala akut yang ditimbulkan akibat toksit akan mengganggu system syaraf ginjal. Gejala rentetan dari pengaruh cadmium di antataranya adalah hipertensi, kerusakan jaringan  testicular, menghancurkan sel darah merah. Gejala sangat berbahaya adalah rusaknya jaringan dan system syaraf ginjal secara permanen atau gagal ginjal. Akumulasi cadmium dalam tubuh manusia yang tidak disadari berasal dari beras sebagai makanan pokok. Hal seperti ini terjadi di Jepang kontaminasi Cd pada beras yang dipanen dari lahan sawah yang lama mengalami kekeringan telah menimbulkan penyakit itai-itai dengan gejala nyeri pada pinggang dan otot kaki.

Beberapa contoh kasus keracunan cadmium ini dapat kita baca pada beberapa media massa. Di Toyama Jepang, yang bagi orang Jepan di panggil dengan itai-itai bioki yang dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai penyakit itai-itai (pegal-pegal). Lokasi penyakit ini terlihat di daerah kawasan sungai Jinzu. Dari catatan data yang ada jumlah korban sekitar 128 orang selama rentang waktu tahun 1967 sampai 1984.  Penderita memperlihatkan gejala  “nephropathy” dan “osteomalaci”. Penyakit nephropathy dan osteomalaci ini disebabkan oleh keracunan cadmium yang terakumulasi melebihi ambang batas toleransi tubuh manusia karena mengkonsi makanan yang terpapar cadmium.

Cadmium termasuk dalam kategori limbah B3 berdasarkan sifat toksisitasnya. Berdasarkan  Peraturan Pemerintah no.18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun pasal 1,  bahwa cadmium adalah logam berat yang terus menerus merusak lingkungan hidup dan pada gilirannya merusak  kesehatan manusia. Peraturan Pemerintah tersebut direvisi lebih lanjut, menghasilkan PP No. 85/1999 tentang Perubahan PP No. 18/1999. Peraturan terbaru yang mengatur mengenai B3 yakni PP no 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun yang menekankan dampak berbahaya pada logam berat ini.

 Toleransi Tanaman Terhadap Cadmium 

Bagaimana dengan tanaman?, cadmium juga berbahaya bagi tanaman, karena mekanisme tanaman lebih aman dari manusia. Karena tanaman masih dapat bertoleransi pada awalnya. Mekanisme mengeluarkan racun terjadi melalui stomata daun dan kemungkinan melalui air gutasi yang dikeluarkan pada malam hari sebagai kelebihan tekanan yang terjadi sewaktu proses metabolisme tidak seimbang antara fotosintesis dengan respirasi, maka kelebihan tekanan itu meyebabkan tanaman mengupayakan penetralan keseimbangan, akibatnya segala kelebihan cairan terpaksa dikeluarkan pada malam hari. Kemungkinan kelebihan unsur dapat keluar bersama air gutasi itu.   

Pengamatan cermat dilakukan pada satu pohon di Universiti Utara Malaysia,   air gutasi itu hampir setiap malam terjadi di suatu pohon di kampus itu.  Air gutas itu seperi ada hujan gerimis karena jumlahnya cukup banyak. Kandungan cadmium yang berlebih bagi tanaman biasanya memperlihatkan gejala tanaman chlorisis daun kering dan mati. Cadmium mengakibatkan berkurang atau terhambatnya fotosintesis. Gejala lain juga busuk  dan menghitamnya akar, sehingga tanaman kekurangan air. Biasa kandungan cadmium lebih tinggi pada tanaman sayur mayur karena dalam budidayanya lebih intensif   terjadi pemupukan terus menerus terutama pupuk fosfor yang terakumulasi dalam jangka waktu panjang. Hal ini  meningkatkan kandungan Cd dalam tanah dan sekaligus dalam jaringan  tanaman yang sedang tumbuh.  Sampai batas tertentu, tanaman masih dapat digunakan sebagai alternatif mengurangi keracunan cadmium, Tetapi batas itu juga akan terlewati bila pencemaran tanah juga tidak ditangani dengan baik.

Di perairan pencemaran cadmium dapat di atas dengan gulma air eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan jenis tanaman yang hidup di air. Eceng gondok dapat menyerap cadmium dalam waktu relatif singkat. Disadari eceng gondong merusak lingkungan perairan pada satu sisi, tetapi pada sisi yang lain eceng gondok justeru membantu menstabilkan polusi perairan.

Pada lingkungan perkotaan bisanya sumber cadmium berasal dari asap kenderaan bermotor, asap pabrik dan lain lain.   Kadar cadmium dalam tanah berkisar antara 0.4 ppm  dengan tingkat pencemaran tinggi dapat mencapai 1.5 %.  Kation cadmium (Cd2+) tergolong  unsur non esensial (tidak dibutuhkan) yang terserap tanaman dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman di antara unsur pencemar, terutama pada perkebunan perkotaan (urban farming)

Dalam jumlah kecil cadmium tidak berbahaya bagi tanaman tetapi justru dapat menjadi pupuk alternatif, tetapi bukan untuk tanaman makanan, hanya untuk tanaman hias atau tanaman yang tidak untuk dikonsumsi.  Ternyata sebagian dari dampak negatif itu masih ada manfaat bagi lingkungan hidup sekalipun tidak secara langsung.  

Hasil penelitian yang dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, beberapa hasil analysis laboratorium maupun di lapangan ternayata beberapa kandungan limbah yang mengandung cadmium itu masih dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan sering digunakan sebagai pupuk pengganti. Tanaman yang dianjurkan untuk membantu mengurangi keracunan hanyalah tanaman yang bukan untuk konsumsi, misalnya tanaman HTI dan tanaman keras lainnya.

Limbah industri sebagian besar mengandung bahan yang berbahaya bagi lingkungan seperi cadmium (Cd),  Plumbum (Pb), mercury (Hg), arsenic (As) dan kadang kadang juga masih berada di bawah ambang batas berbahaya asal tidak buang sembarangan tempat. Pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa limbah salah satu industri, kandungan Cd berada pada tingkat kurang dari 0.15 ppm. Pada tingkat ini untuk sementara dalam waktu singkat belum berbahaya. Upaya penanaman tanaman yang toleran perlu dikembangkan terutama tanaman keras berkayu. 

Akhirnya mekanisme pencemaran yang disebabkan oleh logam berat dapat berasal secara alami dan tindakan akibat kelalaian manusia yang kadang kadang tanpa disadari. Dalam jangka panjang alam dan tingkat kesadaran yang rendah akan mengakibatkan bencana polusi lingkungan yang berbahaya. Karena karakternya akumulatif, maka akan mengakibatkan gagguan kesehatan manusia. Tindakan peduli lingkungan dan menyayangi tanaman adalah tindakan yang sangat menguntung ekosistem kita.#

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan