Mozaik || Manajemen Risiko

122

Loading

Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, secara umum tidak memahami apa yang dimaksud, namun pengertian risiko secara ilmiah sampai saat ini masih tetap beragam (tentative). Manajemen risiko merupakan metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses  (Ferry N. Idroes, 2008). Jadi  manajemen resiko adalah pengambilan risiko yang rasional dalam keseluruhan proses penanggulangan risiko termasuk (risk asessement), sebagaimana tindakan-tindakan untuk membangun dan menerapkan pilihan-pilihan dan kontrol risiko yang berkemungkinan (diperkirakan) akan terjadi.

Dari definisi sederhana di atas, apa yang kita pahami sebagai manajemen risiko jelas merupakan  suatu pengalihan kerugian dari seseorang kepada orang lain. Filsafat pendekatan analoginya sebagai pengalihan kerugian dari si A kepada si B. Yang cukup menarik adalah membahas nilai kerugian daripada si A kepada si B. Secara kuantifikasi dapat kita ilustrasikan bahwa si pengelolaan manajemen total si A adalah sebesar X satuan nilai. Si A memperkirakan bahwa dengan melakukan pengalihan risiko kepada si B, maka hasil yang diperolehnya adalah X-Y satuan nilai. Artinya, delta X-Y adalah risiko bagi si A. Risiko yang dialihkan si A kepada si B adalah Y satuan nilai yang dinilai sama dengan delta X-Y. Maka terang benderanglah bahwa manajemen risiko yang “dijual” si A kepada si B adalah  sebesar Y satuan nilai. Bagi si B, Y adalah chance of loss exposure yang bisa dijadikan sebagai profit dari pengelolaan risiko. Artinya, bentuk risiko tergantung daripada pihak mana yang mengelolanya. Risiko dapat dijadikan suatu kerugian yang harus dibuang atau setidaknya direduksi, namun disisi lain risiko bisa dimanfaatkan sebagai opportunity untuk dijadikan benefit.

Nah, dari deskripsi di atas, maka hal yang lebih menarik perbincangan saya dengan Abby adalah melalui terawangan ilmu filsafat. Bila memperbincangkan filsafat, ada nilai yang harus disebut disana, yakni pertimbangan nilai guna yang berisikan nilai filosofis. Secara logis tidak mungkin si B mau menerima risiko pengalihan dari si A bila risiko yang dimaksudkan tersebut tidak dipandang sebagai opportunity bagi si B. Dari sini mengertilah kita bahwa antara si A dan si B memiliki paradigma berpikir yang berbeda karena keduanya berada pada pespektif berbeda pula. Jadi, suatu perbedaan akan menimbulkan “nilai” yang bisa dibagi kepada pihak mana yang memandangnya.

Berikan Tanggapan

Alamat surel anda tidak akan dipublikasikan