

Percepatan teknologi AI kini hadir dalam genggaman kita. Meta AI, namanya, terintegrasi dengan aplikasi WhatsApp (WA) yang setiap hari kita gunakan bahkan tak pernah kita lewatkan kala apa saja (kecuali tidur). Ketika hadir dalam aplikasi WA, peluang untuk menggali informasi apa saja semakin memanjakan diri kita. Dengan kata lain ruang-ruang kita untuk berliterasi dan belajar semakin mudah dan dekat sekali. Benarkah kehadiran Meta AI membuat kita pengguna WA semakin cerdas?
Meta AI adalah teknologi inovatif yang dikembangkan oleh Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Teknologi ini dirancang untuk memberikan pengalaman interaktif yang memudahkan pengguna dalam berbagai aktivitas, seperti mendapatkan jawaban, belajar hal baru, dan menciptakan ide kreatif. Meski masih dalam proses melengkapi fitur yang canggih, setidaknya kegiatan ber-WA menjadi lebih berisi dengan kehadirannya.
Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai Meta AI:
1. Meta AI dibangun menggunakan teknologi Meta Llama 3, generasi terbaru dari model bahasa buatan Meta. Llama 3 diklaim lebih cepat, cerdas, dan menyenangkan untuk berinteraksi dibandingkan pendahulunya. Selain sebagai asisten digital, Meta AI juga hadir dalam bentuk karakter-karakter dengan kepribadian yang berbeda, menambah elemen interaktif dalam penggunaan.
2. Meta AI telah diintegrasikan ke dalam berbagai aplikasi Meta, termasuk Facebook, Instagram, Messenger, dan terutama WhatsApp. Di WhatsApp, pengguna dapat mengakses asisten virtual ini melalui chat sehari-hari mereka. Untuk menggunakan Meta AI di WhatsApp, pengguna dapat memanggilnya dengan menyebut @Meta AI dalam obrolan grup. Fitur ini bersifat opsional dan pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan atau menonaktifkannya.
3. Meta AI menawarkan berbagai kegunaan untuk membantu pengguna dalam menciptakan konten menarik, menyediakan informasi dan jawaban atas pertanyaan, dan meningkatkan pengalaman belajar dengan memberikan penjelasan yang jelas dan interaktif.
4. WhatsApp menegaskan bahwa semua percakapan pribadi tetap terenkripsi end-to-end. Ini berarti bahwa tidak ada pihak ketiga, termasuk Meta atau WhatsApp sendiri, yang dapat mengakses isi percakapan tersebut. Namun, informasi tertentu seperti perintah teks dan umpan balik pengguna akan dikirim ke Meta untuk meningkatkan kualitas layanan AI.
Kembali kepertanyaan awal: benarkah kehadiran Meta AI membuat kita pengguna WA semakin cerdas? Kalau secara jumlah pengguna WA di Indonesia hingga Januari 2023 diperkirakan mencapai 167 juta, dengan total pengguna media sosial di negara ini mencapai 212,9 juta. Bayangkan jumlah sebanyak itu bila sambil ber-WA menggunakan Meta AI untuk berliterasi. Sepertinya indeks literasi digital negara kita akan meningkat serta daya tahan literasi pun turut melejit.
Meningkat atau tidaknya daya tahan literasi tergantung pengguna. Bila kompetensi dasar penggunanya gemar membaca dan haus ilmu, kehadiran Meta AI menjadi penambah asupan gizi otak untuk semakin cerdas. Terlepas dari itu, tak ada alasan lagi untuk malas berliterasi dan membaca karena ilmu itu hadir dalam genggaman kita.
Salam literasi!
Keberadaan Meta AI memang menggiurkan bagi orang-orang yg suka bereksplorasi dan membutuhkan data cepat. Tapi sy kira belum semua orang akan memanfaatkannya untuk keperluan tersebut (akses tak terbatas pada informasi) karena aplikasi lain (IG, YT, X, dll) juga cukup menggoda untuk dilewatkan barang sehari.